Merawat Budaya Tulis di Tengah Zaman yang Terus Berubah

Jakarta, BKD.NTTPROV.GO.ID – Di sela-sela kegiatan koordinasi dan sinkronisasi program kegiatan kepegawaian di Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), Wilfridus M. Kako Nono, S.S, MHRM (Wilfrid) dan Lusius Aman, S, Fil, M.Hum (Luis) menyempatkan diri berkunjung ke Yayasan Pustaka Obor yang bertempat di Jl. Plaju No.10, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta. Kedatangan Wilfrid dan Luis pada Jumat (15/12/2023) disambut hangat Ibu Dian Andiani (General Manajer) dan Ibu Nuzulia Abdurahman (Direktur Operasi) di kantor penerbit Obor.

Meskipun hampir semua ruangan dipenuhi koleksi buku-buku klasik khas Obor, kantor itu lebih terasa sebagai rumah. Penerimaan yang hangat dan obrolan ringan diselingi senda gurau membuat diskusi kami siang itu serasa mengalir dan produktif. Kesan ini yang pertama kali kami dapatkan ketika menghubungi Obor untuk rencana penerbitan buku terjemahan kami. Responnya cepat, ramah, dan to the point.

Dalam obrolan siang itu, kami menginformasikan cerita di balik ide untuk membuat terjemahan serta progres terjemahan sejauh ini. Kami juga berdiskusi tentang rencana publikasi dan pencetakan yang diperkirakan akan selesai sebelum Maret 2024.

Kami juga mendengar cerita dari Ibu Dian bagaimana perusahaan penerbitan, khususnya Obor, berjuang menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pandemic Covid-19 sampai pada maraknya pembajakan dan pelanggaran hak cipta atau hak kekayaan intelektual. Tantangan yang tidak kalah serius yaitu perubahan perilaku masyarakat akibat kehadiran media sosial seperti Youtube, TikTok, Instagram, Facebook, dll.

“Kehadiran medsos membuat orang cendrung lebih suka menonton/mendengar ketimbang membaca atau menulis”, kata Dian. Menurut Dian, perubahan ini turut mempengaruhi pergeseran paradigma dan budaya masyarakat. Orang akhirnya mau serba cepat atau instan. Tidak mau repot dengan pengumpulan informasi yang ekstensif dan analisa yang dalam sebagaimana dilakukan dalam proses menulis.

Di akhir obrolan siang itu, kami sepakat bahwa sekalipun budaya tutur/lisan sedang mendominasi ruang publik hari-hari ini, budaya tulis tetap perlu dirawat agar ada keseimbangan dalam perkembangan budaya dan peradaban masyarakat.

Sebagai bentuk konkret merawat budaya tulis tersebut, PT. Pustaka Obor bersedia melakukan bimbingan/pendampingan menulis secara daring bagi para ASN di pemprov NTT. Sedianya kegiatan bimbingan tersebut akan dilakukan secara daring bersamaan dengan launching buku terjemahan yang saat ini sedang digarap oleh salah seorang asesor SDM Apartur Pemerintah Provinsi NTT.

Penulis : Wilfrid Kako Nono (Asesor SDM Aparatur Ahli Muda)