Lakukan evaluasi berkelanjutan: pesan dari peluncuran dan Bedah buku pengembangan simulasi organisasi
Kota Kupang, BKD.NTTPROV.GO.ID – Assessment Center Badan Kepegawaian Daerah Provinsi NTT berkolaborasi dengan Ikatan Asesor SDM Aparatur (IASA) Indonesia dan Penerbit Obor Indonesia menyelenggarakan kegiatan peluncuran dan diskusi buku “Pengembangan Simulasi Organisasi” (Selasa, 30 Juli 2024). Kegiatan daring tersebut dihadiri oleh anggota IASA Indonesia, akademisi, mahasiswa, serta pejabat pengelola kepegawaian di kementerian/lembaga dan pemerintah daerah seluruh Indonesia.
Hadir sebagai narasumber Sdr. Wilfridus Marianus Kako Nono (penerjemah Buku dari Assessment Center BKD Provinsi NTT), Bapak Urip Purwono, PhD (Ketua Asosiasi Prikometrika Indonesia), dan Pak Dimas Aryo Wicaksono, M.Sc. (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga). Kegiatan yang dimoderatori Lusius Aman, S.Fil, M.Hum tersebut berlangsung lebih lama satu jam dari rencana awal.
Peserta antusias karena materi yang disampaikan para narasumber sangat menarik dan relevan. Para narasumber serta peserta yang hadir juga mengapresiasi kehadiran buku yang didiskusikan tersebut karena sangat strategis bagi asesor maupun penyelenggara assessment center.
Teori, prinsip dasar, langkah-langkah pengembangan simulasi dibahas dalam kegiatan ini. Pemanfaatan teknologi dalam pengembangan simulasi juga diulas. Yang paling menarik dan menjadi insight khusus bagi para peserta adalah pembahasan tentang evaluasi terhadap pelaksanaan assessment center.
“Dari sekian banyak tahapan pada model pengembangan simulasi yang diuraikan dalam buku ini, saya tertarik sekali untuk menyoroti tahapan penting yang sering terlewatkan, yaitu tahap evaluasi. Dalam model ini, bahkan evaluasi dilakukan dalam tiga tahapan: evaluasi formatif saat uji coba, evaluasi proses segera setalah implementasi simulasi dan evaluasi sumatif atau evaluasi akhir terhadap keseluruhan proses; termasuk di dalamnya evaluasi terhadap reliabilitas dan validitas simulasi” demikian Wilfrid memaparkan salah satu slide presentasinya.
Wilfrid juga menekankan bahwa informasi yang ia sampaikan tidak hanya penting bagi asesor, tetapi juga bagi manajemen. Tahapan-tahapan pengembangan simulasi sudah cukup menggambarkan bahwa tugas asesor tidak segampang atau sesederhana melakukan penilaian. Salah satu tugas kompleks asesor adalah melakukan evaluasi sebagai bentuk quality control terhadap pelaksanan assesement.
Pentingnya evaluasi dikonformasi langsung oleh Urip kepada Thornton.
“Apakah Assessment Center sudah pasti bagus sehingga tidak perlu dievaluasi?”, demikian bunyi pertanyaan Urip kepada George Thornton saat memoderatori beliau pada salah satu sesi di KongresInternasional Assessment Center.
“Justru bidang itulah yg belum banyak berkembang atau belum serius dilakukan”, jawab George.
Menurut Urip, karena kita menilai simulasi menggunakan angka, maka kita harus memastikan apakah angka itu reliable dan valid, serta mencerminkan dimensi yang diukur.
“Evaluasi itu sebetulnya hanya untuk menginformasikan kepada kita apakah simulasinya sudah betul ataukah masih ada yang perlu disempurnakan. Evaluasi yg paling sederhana sekalipun akan sangat berguna, misalnya mengevaluasi kamus kompetensi dan leveling yang digunakan”, demikian Urip menjelaskan.
Aryo juga menekankan perlunya evaluasi terhadap simulasi yang memanfaatkan teknologi karena teknologi tidak serta merta menjamin validitas simulasi. Teknologi hanyalah instrumen untuk membantu asesor dalam melakukan pengembangan, implementasi dan evaluasi simulasi.
“Kita tidak akan pernah menjadi lebih baik tanpa evaluasi dan refleksi”, kata Urip.
Semoga harapan Ibu Ketua IASA, Bapak Kepala BKD Provinsi NTT, dan Bapak Kepala Pusat pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian BKN akan assessment center yang berkualitas dan asesor yang profesional dapat terwujud melalui knowledge sharing seperti hari ini.
Penulis : Wilfrid Kako Nono